Jakarta, 10 Februari 2014 - Memasuki awal tahun 2014, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) telah bersiap melakukan serangkaian pengembangan, baik secara internal maupun pengembangan terkait infrastruktur pasar modal Indonesia. Sebelumnya, pada 27 Desember 2013, KSEI telah mengimplementasikan salah satu tahapan pengembangan yang sangat penting yakni modul Static Data Investor (SDI). "Mengapa pengembangan ini kami anggap sangat penting? Karena implementasi modul SDI menjadi titik tolak pembentukan database investor pasar modal Indonesia, termasuk juga pengkinian datanya," Demikian diungkapkan Heri Sunaryadi saat ditemui pada kegiatan diskusi bersama wartawan pasar modal Indonesia di kantor KSEI (10/2).
Melalui modul SDI, Pemegang Rekening KSEI, yakni Perusahaan Efek dan Bank Kustodian, dapat memperbaharui sendiri data nasabahnya apabila ada perubahan. Heri menegaskan, proses ini sangat penting dan membutuhkan kerja sama dari Pemegang Rekening KSEI. Dengan data yang senantiasa terkini dan valid maka dapat dibangun database investor pasar modal yang secara lengkap dapat memberikan informasi demografi: jenis kelamin, wilayah, pekerjaan, dan informasi lainnya. Pengelolaan data investor yang semakin baik tersebut tentunya akan menyempurnakan implementasi Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) di pasar modal Indonesia, serta sejalan dengan proyek pengembangan data warehouse pasar modal Indonesia. Ke depannya, database investor tersebut lebih jauh dapat dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan pasar modal ataupun kebijakan yang berhubungan dengan investor.
Sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (d/h Bapepam-LK) No.V.D.10 tentang prinsip mengenal nasabah, regulator pasar modal Indonesia menginginkan bahwa para pelaku di industri pasar modal dapat melindungi investornya melalui prinsip Know Your Client (KYC). Implementasi modul SDI merupakan salah satu komitmen KSEI dalam membantu Pemegang Rekening agar dapat memenuhi ketentuan dalam peraturan tersebut dengan lebih mudah dan efisien. Selain pengembangan di sistem C-BEST, KSEI juga membantu pengembangan sistem back office milik Pemegang Rekening KSEI, sehingga proses pencatatan data nasabah saat pembukaan rekening Efek serta pengkinian datanya dapat diintegrasikan dengan modul SDI
Terkait perlindungan kepada imvestor, pada tahun 2014 ini KSEI juga masih menaruh perhatian besar pada pengembangan Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Sejak diimplementasikan sekitar 4 tahun yang lalu, fasilitas ini memang mengalami beberapa pengembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut diakui oleh Heri. "Pengembangan Fasilitas AKSes ini terus kami lakukan secara berkesinambungan, karena KSEI ingin memberikan akses semudah mungkin agar investor dapat memantau portofolio Efek dan dananya melalui Fasilitas AKSes. Namun kalau kita perhatikan walau fasilitas ini sebenarnya cukup ideal dan sudah disediakan secara gratis ternyata penggunanya baru sekitar 13%?. Ini tentunya juga menjadi perhatian khusus KSEI," lanjut Heri.
Berdasarkan survei yang dilakukan KSEI pada kuartal IV tahun lalu, ditemukan bahwa kendala terkait Fasilitas AKSes, antara lain cara penggunaannya yang dinilai terlalu rumit. Untuk itu, di tahun 2014 KSEI tengah memulai penjajakan co-branding Fasilitas AKSes dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank. Pada tahap awal, penjajakan dilakukan dengan salah satu bank yang saat ini telah bekerjasama dengan KSEI sebagai Bank Pembayaran.
"Latar belakang dari ide co-branding ini adalah karena hampir semua orang telah memiliki ATM dan biasanya penggunaan ATM dilakukan secara berkala untuk melakukan transaksi perbankan. Nomor PIN ATM pun biasanya orang akan ingat di luar kepala. Jadi, idenya adalah investor dapat login ke Fasilitas AKSes sambil melakukan aktivitas lain terkait dengan menggunakan fasiltas yang telah umum digunakan di perbankan. Apabila nanti pengembangan ini diimplementasikan, investor semakin mudah memantau portofolio Efek dan dananya," ungkap Heri.
Hasil survei Fasilitas AKSes tersebut juga digunakan KSEI sebagai acuan pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan edukasi Fasilitas AKSes. Tahun ini salah satu strategi komunikasi yang akan dilakukan adalah melalui kerja sama dengan Perusahaan Efek, karena sekitar 70% investor yang disurvei mengetahui informasi tentang Fasilitas AKSes dari Perusahaan Efeknya. Sosialisasi dan edukasi Fasilitas AKSes pun masih menjadi agenda rutin KSEI karena membantu penyampaian informasi mengenai manfaat Fasilitas AKSes kepada investor.
Pada kesempatan tersebut, Heri juga mengemukakan beberapa pengembangan lain yang menjadi fokus KSEI di tahun 2014, salah satunya pengembangan sistem utama KSEI yakni C-BEST Next Generation (Next-G). Tahun ini, pengembangan C-BEST Next-G telah mencapai tahap pemilihan vendor pengembang dan desain studi. Pengembangan C-BEST Next-G ditargetkan telah selesai pada tahun 2015.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
read more...